Sebagai
generasi millennial, media  sosial sudah
saya kenal sejak duduk di kelas enam SD *shombong amat*.  Tepatnya yang saya kenal saat itu belum media
sosial melainkan facebook, kali pertama saya mempunyai facebook itupun dibuatkan oleh kakak saya. Sebuah kebanggaan melewati masa remaja yang mana saat itu
masih era alay-alaynya 😂, lucu juga kalau ingat tentang banyaknya nama-nama akun facebook yang romantis  tapi naudzubillah
menggelikannya semisal : aq chynk dy dynya ngga sunggu malang nsib aq. Yak  gitu, 11 12 sama judul sinetron azab lah yha.
Ditambah dengan ketikan-ketikan yang sungguh membuat mata perih yang mana kala
itu keren-keren aja pokoknya.
Sebelum
facebook ramai, media sosial friendster lebih dulu 
terkenal. Sayangnya belum sempat saya buat websitenya  sudah tamat. Setelah facebook, ada banyak
media sosial yang muncul ke permukaan seperti twitter, plurk, hello, myspace,
path, instagram. Tidak semua mampu bertahan, banyak yang pada akhirnya tenggelam
kemudian hilang alias tutup usia. Bagusnya dengan tidak terlalu banyak media sosial
yang booming seseorang tidak perlu membuat segala macam akun media sosial,
sehingga tidak merepotkan para stalkernya 
HAHA. Dan dengan itu  pula
setidaknya berkurang dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebutuhan pokok yang satu ini.
Berbicara dampak negatif 
yang ditimbulkan oleh adanya 
media sosial, sepanjang kemunculannya ini sudah
sering terjadi, saya sendiri beberapa waktu lalu sempat mengalaminya seperti
yang pernah saya  ceritakan di sini. Kalau
teman-teman baca salah satu yang keapesan yang saya dapat  adalah akun ig saya  yang diretas. Meski followers ndak seberapa
saya tetap tidak tenang ketika dihadapkan oleh masalah tersebut,
dibayang-bayangi dengan dampak negatif lain seperti pembajakan akun bahkan
penipuan. Jadi sebisa mungkin saya berusaha untuk mendapatkan kembali akun tersebut
dan Alhamdulillahnya  berhasil^^
Namun dari sekian banyak dampak negatif yang ada, satu
dampak negatif yang sering kali kita kurang sadar adalah dampak kecanduan terhadap
media  sosial. Dampak ini
juga sering kali saya rasakan, secara sadar ataupun ga sadar. Di awal-awal saya
punya facebook ternyata saya pernah berjam-jam di warnet hanya untuk
facebook-an dan main pet society dan itu artinya secara ga sadar
saya mengalami kecanduan bersosial
media. Dan sekarang? Nampaknya sering
kali masih terjadi bedanya sudah tidak ada pet
society dan juga, tidak ada new york pagi ini (puisi Aan Mansyur). Yha.
Sekalipun sadar terlalu lama sudah scroll up and down
sering kali saya tetap melanjutkan karena mager 
yang melanda dan butuh hiburan,uhuh. Tidak baik memang tapi begitulah kenyataannya. Mungkin sedikit
tips dan juga peringatan kembali bagi diri saya ketika mengidap kecanduan
terhadap media sosial  itu sendiri dapat
dilakukan dengan cara membiasakan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan
handphone atau jika sudah terlanjur ambil peluang dengan memanfaatkan
kecanduan tersebut misalnya beralih menjadi admin online shop pun pekerjaan-pekerjaan baik lainnya yang
berkaitan dengan media sosial. 

No comments:
Post a Comment