Sekian
tahun bersosial media, di tahun ini dateng juga ujiannya. Ringan sih, tapi
cukup menyebalkan karena terjadi sekaligus dua. Ya, dua akun sosial media gue
sedang terkena masalah. Twitter dan Instagram.
Pertama twitter, sekitar tiga
bulan yang lalu kala diri ini sedang mengalami waktu kegabutan, gue iseng untuk
mengedit profil di twitter salah satunya untuk menambahkan tanggal, bulan, tahun lahir karena biar ada balonnya kalau gue ulang tahun. Setelah
disimpan, voila! Akun gue seketika tidak bisa dibuka. Gue bengong dan bingung
harus ngapain, kemudian gue mencoba untuk otak atik, mengisi form. Lalu kalau
ga salah gue disuruh nunggu. Gue tungguin sampai sekarang, cuma
notifikasi ini terus yang muncul.
ugh! |
Dan ternyata
cukup banyak orang-orang yang bernasib sama kayak gue. Kalau ngga salah penyebab kenapa
bisa dapat permasalahan kayak gitu, karena kita mengedit atau
menambahkan tahun lahir di profil dengan tahun dimana saat kita buat akun
twitternya usia kita masih di bawah 13 tahun. Dan twitter mengharuskan
penggunanya untuk bisa daftar saat di atas 13 tahun. Hadeh, kumaha maneh teh sensitip
pisan twitter:(. Atau salah sendiri juga yeh masih kecil udah twitteran, hmm.
Dari
beberapa sosial media yang gue punya twitter merupakan sosial media favorite
meski facebook merupakan yang pertama gue buat. Kenapa favorite? Karena di twitter gue banyak menemukan
netizen-netizen cerdas yang ada aja cuitannya, semacam lawakan cerdas nan kerap
kali merecehkan lvl humorku. Tapi ga apa, karena hal-hal tersebut juga yang
turut merealisasikan perihal definisi “bahagia yang sederhana”. Eak!
Selain itu banyak juga orang-orang yang turut membagikan pengetahuan dan
pengalaman-pengalamannya. Dari yang menginspirasi banget sampai malah dibuat
bahan cengan bagi yang membacanya. Hahahaha~
Waktu twitter
sedang booming zaman gue masih dalam bentuk zigot smp sampai memasuki
era sepi ditinggal penghuninya dan akhirnya cukup ramai kembali
sekarang-sekarang ini gue tetep main twitter meski lebih sering melakukan scroll up and down atau
sekedar ngestalk akun orang-orang juga akun diri sendiri.Hal demikian sering
gue lakukan apalagi ketika twitter memasuki era kedua dimana sepi ditinggal
penghuninya. Di akun yang dulu gue lebih banyak follow teman-teman atau
orang-orang yang juga gue kenal di dunia nyata dan setiap iseng stalking akun mereka, yang sering terlihat ialah jejak tweet one person unfollowed me //automatically checked by atau ngga tweet lama yang sudah berbeda tahunnya. Gatau apa
ya, kan kangen sayanya juga, uhuk.
Meski akun
yang banyak kenangannya itu belum balik saat ini gue masih tetep main twitter dengan second account yang
biasanya gue pakai untuk nyampah aja, dan sekarang akhirnya sedang dalam transisi menjadi akun utama(?)
Okey. Dan permasalahan yang
kedua : Instagram, terjadi beberapa hari yang lalu. Nah ini nih yang agak masih gue bingungin. Permasalahannya adalah
akun gue kena retas alias dihack orang, atau syaiton aja kali yeh nyebutnya? Hm,
yang jelas karena ini gue jadi kepikiran pernah buat salah sama siapa aja. Setelah
dipikir-pikir, banyak banget ternyata salah gue sama orang-orang (namanya juga manusia, yha). Sempet berpikir
suudhon dan curiga sama beberapa orang, tapi gue pikir-pikir lagi sekeliling gue manusia-manusianya baik-baik
dan belum gue temuin yang iseng
sampai segitunya. Maka, akhirnya gue
berhenti mikir. Tapi bohong deng.
Dari alamat
email yang sudah diganti, gue searching itu alamat email Rusia. Gatau harus ngapain lagi. Sama instagramnya juga sudah chat via email, gue udah
turutin yang disuruh abis itu sampai sekarang didiemin begitu saja. Maunya apa
hey?
Berbeda dengan
twitter, sosial media instagram bukan favorite. Atau jadiin favorite aja kali
nih biar akun gue dibalikin? Huh. Awal mula
gue buat instagram (ig) ialah karena banyak akun menarik terutama online shop
yang lucu-lucu, udah gitu aja. Ketika teman-teman
gue saling follow akun ig dulu, gue ngga ikutan karena akun ig gue juga ngga ada apa-apanya alias haaah kosong. Lambat laun gue mulai upload foto-foto dengan caption
seadanya. Hingga di suatu ketika salah satu teman gue menemukan dan ngefollow gue dengan berlanjut ngetag foto yang ada guenya. Jadilah akun gue difollow dengan beberapa teman
lainnya juga. Beberapa kali juga akhirnya ada teman-teman yang menanyakan “akun ig-nya apa?” karena
bohong itu dosa gue jawab juga dengan
jujur.
Di instagram
gue yang saat ini masih diretas, gue jarang
mengikuti orang-orang bahkan teman-teman yang gue kenal, kalau ngga guenya
difollow duluan atau paling ngga mereka yang minta. Wahahaha, shombong amat. Ya, jadi kenapa gitu? Pertama akun gue ngga menarik-menarik amat buat difollow orang-orang. Kedua, beda dengan waktu dulu dimana gue pengen punya teman di facebook atau followers yang banyak di twitter. Saat ini pemikiran itu berubah, gue ngga begitu memperdulikan followers tapi lebih memperdulikan following. Gue percaya kalau pemikiran yang positif salah satunya datang dari apa yang sering kita baca dan lihat. Selain itu, gue juga ngga
terlalu mau mengaitkan hubungan pertemanan di dunia nyata dan di dunia maya. Terussss,
ok cukup. Tapi mengingat saat ini sosial media termasuk
instagram ini, salah satu yang katanya penting dan bisa menghasilkan. Mungkin di
kedepannya pemikiran gue tersebut berubah xixi.
Sebenarnya gue
rela-rela aja kalau kedua akun sosial media gue lenyap karena jujur, gue males untuk bermain
sosial media juga handphone. Tapi karena gue tumbuh dan berkembang di era
yang serba canggih kayak gini, sosial media memang menjadi sesuatu yang penting
juga untuk mendapatkan sesuatu yang informatif dan menghibur. Karena itulah
makanya gue yang katanya males ini
ujung-ujungnya jadi rajin juga main handphone atau sosial media. Kadang kesal juga
kalau sudah terlalu lama berkutat dengan handphone sampai lupa waktu, tapi itulah canggihnya
setan untuk menggoda manusia. Jadi berulang kali juga gue masih sering mengulangi kesalahan
ini.
Kemudian gue
jadi berpikir, apa dengan disuspendnya akun twitter dan diretasnya akun ig gue adalah pertanda
buat gue supaya hijrah dari kehidupan
yang bersosial media supaya menjadi lebih bersosial budaya aja? Uhm yea,
entahlah.
Intinya masih terbesit harapan juga supaya kedua akun tersebut dapat kembali huhu.
No comments:
Post a Comment