![]() |
source |
2018 nyaris selesai, bertambah setahun lagi sejilid cerita kita dalam mengarungi bahtera kehidupan, tsahhh apa banget bahtera. Seperti tahun yang sudah-sudah, tahun ini banyak sekali menorehkan banyak cerita berarti yang sedikit banyak berpengaruh dalam kehidupan gue apalagi menjelang usia berkepala dua ini macam medusa, kepala ular itu mah hhh. Sayangnya cerita sudah banyak ditoreh, prestasi belum. Miris:|
Dari banyaknya cerita, salah satu makna yang
dapat gue ambil adalah pelajaran dari berbagai macam gagal yang gue alami di
tahun ini, semisal gagal pergi ke destinasi tujuan, gagal memenuhi beberapa
resolusi, gagal memahami hati seseorang dan lain sebagainya. Di bulan Desember
ini gue gagal meneruskan challenge
menulis selama 30 hari yang diadakan oleh Blogger Perempuan dan berakhir sampai hari ke-12 saja karena beberapa alasan, yang okelah mungkin inti dari semua
itu malas adalah jawaban sebenarnya meski bukan sepenuhnya. Tapi sekadar menenangkan diri sendiri setidaknya
karena challenge tersebut, 12 hari pernah gue lewatin dengan produktif ngepost
di blog ini,yaa ehem nayamul lah ckck. Untuk di kedepannya mungkin
tema-tema yang belum gue ikutin akan di gue jadikan topik untuk penulisan gue
di hari-hari berikutnya.
Baiklah sembari menunggu pergantian tahun yang
terhitung beberapa jam lagi, gue ingin review kembali beberapa pengalaman yang
gue alami di tahun anjing pake sayur kol tanah ini. Berikut ceritanya..
Ikut Organisasi Kampus
Desember 2017, setelah diresmikan menjadi
anggota Media Kampus yakni UKM di kampus yang gue pilih, tahun 2018 nya barulah
gue mendapatkan pengalaman-pengalaman sebagai anggota. Di UKM tersebut setumpuk
ilmu dan pengalaman gue dapatkan yang mana sesuatu tersebut mungkin tidak akan gue peroleh ketika berada di jam kuliah karena
memang berbeda bidang.
Dari mulai nyari dan nulis berita sampai sempat
ke kampus lain atau datang ke event di luar kampus, jadi panitia di beberapa
program kerja ialah pengalaman-pengalaman yang cukup membantu gue dalam
menjalani kehidupan sebagai mahasiswa sehingga bertambah warna-warninya, a en
je a yyy. Salah satu program kerja yang kita jalani yaitu penerbitan tabloid kampus,
kala itu sebagai anggota yang berada di divisi markom tepatnya di bagian
marketingnya salah satu tugas gue beserta tiga teman lainnya yakni Naya, Mamun,
Eriva adalah mencari client yang berminat usahanya bisa diiklankan di
tabloid kami. Dengan usaha seada-adanya alias dibilang minimal engga dan
dibilang maksimal pun sepertinya tidak begitu akhirnya setelah beberapa kali
dapat penolakan, diphp-in akhirnya ada yang berminat. Alhamdulillah waa syukurillah~
Ikut Komunitas
Sebelum tahun baru 2018, bisa gabung dan aktif di dalam suatu komunitas merupakan
salah satu resolusi yang gue tulis. Setelah nyoba-nyoba daftar ternyata nama gue
lolos,azek. Fyi, komunitas yang gue ikutin ini merupakan komunitas yang mempelajari tentang bahasa di Depok
yaitu Depok Lingua. Secuil cerita tepatnya ke-apes-an saat mengikuti komunitas
ini pernah gue ceritain di sini. Sayangnya untuk bisa aktif selalu ternyata
tidak begitu mudah ferguso, padahal kegiatannya hanya diadakan satu minggu
sekali. Ada saja halangan yang membuat gue sering tidak hadir, semisal bentrok
dengan kegiatan lain, mager karena hari Minggu adalah hari yang sakral untuk
berleyeh-leyeh di rumah. Nah di bulan
November lalu ketika kelulusan batch 6, akhirnya gue mendapat final grade
yang bobrok. Hadeh, akan tetapi agaknya memang wajar karena memang seimbang
sama yang gue lakuin hehe.
Jadi Guru Bimbel
Menjadi guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia, namun apa jadinya kalau gue yang jadi guru ? :))
Di bulan Januari lalu teman gue, Eka
memberitahu gue kalau dia mendapat bc-an tentang lowongan guru bimbel,
kebetulan bimbel tersebut lokasinya tidak begitu jauh dari rumah jadi gue
mencoba untuk mngirim lamaran via orang yang menyebar bc-an tersebut. Setelah
beberapa hari ternyata tidak disangka-sangka gue mendapat pesan dari owner
bimbel tersebut (Ka Zaky namanya) untuk interview sekaligus micro
teaching. Yhaa, langsung saja gue bahagia sekaligus bingung apa itu micro
teaching:| setelah mencari tahu ternyata micro teaching sesuai namanya yaitu
ngajar yang kecil-kecilan alias ngajar sebentar.
Gue yang nihil pengalaman kemudian duduk
terdiam, meratapi kesunyian. Yhaa, ga deng. Hari-hari selanjutnya tiba saatnya
untuk interview dan micro teaching. Interviewnya sendiri
cukup lancar sedangkan untuk micro teachingnya gue merasa cukup hancur
XD. Hopeless sekali rasanya dan mendapat pekerjaan part time kali
pertama waktu itu sudah tidak ada lagi.
Setelah beberapa hari kemudian gue mendapat
whatsapp dari pemilik bimbel, dikabari bahwa gue diterima di bimbel tersebut
untuk mengajar kelas 4 SD. Lagi-lagi gue bahagia sekaligus bingung, karena
satu-satunya alasan kenapa gue diterima ialah jarak rumah gue paling dekat
ketimbang satu kandidat lainnya. Ya gapapalah memang sudah rezekinya xixi. Saking semangatnya karena diterima kerja gue
sampai beli whiteboard upaya tulisan tangan gue bisa terlihat tidak kacau-kacau
banget. Dan ternyata sama saja,fyuh.
Di bulan pertama gue mengajar dua ratus
orang murid yang kebetulan satu sekolah. Belum sampai sebulan murid gue tinggal
satu:)) di bulan selanjutnya gue off
mengajar karena kelas yang gue ajar tersebut memang ditiadakan sementara karena
tinggal satu murid itu heuheu naas bung. Tapi kebetulan juga kuliah sudah masuk
semester baru dan jadwal kuliah gue yang baru memang bentrok kalau kelas itu
tetap ada.
Kalau tidak salah masih di bulan yang sama atau
Maret, gue kembali dapet panggilan mengajar bimbel untuk kelas 3 SD di jam sore
selama dua kali seminggu. Antara semangat atau tidak, tapi karena memang sedang
butuh pekerjaan gue putuskan untuk mengiyakan. Saat itu gue mengajar 3 orang
murid, 2 anak laki-laki 1 nya perempuan. Di saat itulah kesabaran gue sebagai
seorang guru bimbel newbie diuji abis-abisan.
Minggu pertama cukup aman, mereka masih nurut
sama gue. Minggu kedua, lumayanlah. Minggu ketiga dan selanjutnya mulailah pikiran gue dibuyarkan
sejadi-jadinya. Materi yang sudah gue siapkan buyar sebuyar-buyarnya karena
tingkah mereka. Tapi hikmahnya karena itu gue jadi istighfar terus.
Pernah beberapa kali gue lagi asyik menjelaskan
materi dan ketika nengok ke belakang anak murid gue yang unyu-unyu ngumpet di
belakang rak buku, pernah juga lari ke belakang rumah orang, pernah juga
tiba-tiba udah malah megang jajannan.
Ketika itu gue betulan ga paham lagi harus gimana, pikiran gue pengen
berhenti mengajar aja rasanya. Tapi di sisi lain gue butuh dan rasanya mengajar
mereka itu salah satu tantangan yang harus
gue selesaikan. Pada akhirnya gue
mencari metode-metode lain yang sempat berhasil tapi tetap saja hari-hari
selanjutnya berantakan lagi.
Jujur saja sebetulnya anak usia segitu memang
sedang hobinya main-main, jadi gue benar-benar memakluminya. Dan memang sebagai
guru, gue yang salah agaknya. Setelah kurang lebih dua bulan gue ngajar mereka,
akhirnya udahan karena memasuki bulan
puasa dan kenaikan kelas. Sempat untuk
beberapa minggu ngajar 1 orang murid kelas 4 SD tapi lagi-lagi tidak bertahan
lama.
Jadi guru bimbel untuk kelas 3 dan 4 menjadi salah satu pengalaman luar biasa
nano-nanonya di tahun ini, dan apakah gue kapok? Ngga dong :p
Okey yang ini agak panjang jadinya haha. Selanjutnya..
Camping di Sukamantri
Sebagai orang yang sudah hampir 20 tahun menjalani hidup di kota Depok yang nampak semakin chaos ini, camping mungkin kegiatan tahun ini yang gue jadikan hobi untuk di kedepannya. Review sedikit tentang ngecamp ini (karena kalau banyak bisa baca di sini^^, boleh juga kalau ingin wasting time bisa tonton videonya di sini), di bulan Juli lalu gue pergi dengan beberapa orang teman kelas untuk camp di Sukamantri. Walaupun gue sempat ikut pramuka selagi sekolah dulu, tapi untuk camping betulan sendiri belum pernah gue rasakan. Padahal pernah juga SMK gue mengadakan perkemahan sabtu minggu atau persami, tapi karena sekolahnya posesif persami pun tinggal nama sebab tidurnya tetap di dalam area penginapan ckck. Yaaa, skip skip.
Selama dua hari satu malam tersebut
menurut gue salah satu cerita terbaik yang gue dapat di 2018 ini, perpaduan
hening, dingin bareng-bareng mereka di kaki gunung salak seakan melepas penat
setelah dua semester dilewatin. Karena lagi malas kangen-kangenan lanjut aja ke yang berikutnya~
Nonton Konser Reality Club
Untuk ini, gue ucapkan terimakasih buat FHUI yang sudah menggelar acaranya XD. Ah ya terima kasih juga Sonia, yang sudah menemani. Awal mula gue tahu Reality Club tidak lain tidak bukan karena lagu pertamanya Is It The Answer. Setelah itu gue suka lagunya tapi biasa aja dengan bandnya, sampai ketika gue ngefans dengan kittendust a.k.a Fathia Izzati, waktu itu gue gatau kalau dia ini vokalisnya Reality Club sampai gue nonton ke salah satu video di channel youtubenya. Maka sejak itu gue langsung dengerin albumnya yang ada di spotify, ga seperti biasanya ketika gue mendengarkan lagu-lagu dari band atau penyanyi lain yang tidak betah mendengarkan sampai satu album saat gue dengerin albumnya reality club ini ternyata gue langsung suka semua lagunya dan yea selain ngefans sama vokalisnya ternyata gue juga ngefans sama bandnya.
Sejak saat itu gue follow akun
instagram Reality Club termasuk personelnya wahaha, pertama kalinya gue kaya
begini dan beruntung gue ngefansnya sama band lokal. Nah setelah mungkin kurang
lebih satu bulan jadi fansnya, akun instagram Reality Club ngeshare jadwal
manggungnya dan H-kurang dari seminggu kalau tidak salah dilingkarinlah jadwal
manggung mereka di UI. Yooo, sebagai warga Depok akhirnya gue merasa senang apalagi
setelah gue menghubungi contact person acara tersebut dan dia bilang acara itu
untuk umum dan gratis. Waduw, double sekali nikmatnya.
Setelah itu gue nyoba ngajak
teman-teman dekat gue untuk menemani, dan sesuai feeling tidak ada yang bisa.
Setelah gue share di whatsapp story kemudian Sonia respond kalau dia mau
ikut xixi. Di hari H sorenya berangkat
dan minta izin sama mama gue, awalnya mama ga ngizinnin karena dia takut gue
keinjek-injek. Yha, mentang-mentang kecil anaknya dikira semut apa yaa:(.
Tapi karena gue menjelaskan bareng teman dan acaranya di UI jadi insyaAllah
aman lah. Alhamdulillah diizinkan dan berhasil nonton walaupun ngga sampai
habis karena takut kemalaman.
Jadi, begitulah lima potong cerita dan
pengalaman yang pernah gue dapat di tahun ini. Dan kelima hal tersebut
merupakan kali pertama yang gue alamin, mungkin bisa dibilang untuk gue ini
cukup telat untuk menjadi produktif. Tapi setidaknya ada pepatah yang bilang
lebih baik ngaret dari pada tidak sama sekali, btw, gue jadi penasaran apakah pelopor
kalimat itu sering mengungkapkannya juga ketika janjian bersama teman-temannya
untuk nongki-nongki asiq ? Apaan si lit apaan-_-
Selain lima review di atas tentunya masih
banyak cerita-cerita lain yang terjadi selama di 2018 ini, salah satu
cerita lagi yaitu ketika di tahun ini juga gue, sekeluarga jauh sama adik semata wayang gue
yang sedang menuntut ilmu di pesantrennya. Untungnya jarak pesantren yang
dipilihkan orang tua gue masih satu kota yang mana tidak terlalu jauh. Dan demi
betahnya santri-santri, orang tua atau wali pun diminta untuk menjenguk setiap
dua minggu sekali. Nah untuk kelanjutannya mungkin akan gue ceritakan di
postingan lainnya. InsyaAllah pastinya^^
Intinya dengan pengalaman-pengalaman yang gue
dapat di tahun ini termasuk dari lima cerita yang gue review tadi tahun ini
gue banyak bertemu lagi dengan orang-orang cerdas, pintar dan baik yang mana dari
mereka jugalah inspirasi gue dapat. Motivasi juga, tapi kalau yang satu ini
lebih sering gue dapat dari diri sendiri beserta orang-orang terdekat, ah ya
artikel-artikel motivasi juga tentunya.
Di awal tahun 2018 sendiri tepat ketika gue
memasuki usia 19 tahun gue sempat menulis segudang harapan perihal diri sendiri.
Dan setelah gue lakukan evaluasinya, ternyata gue masih begini-begini aja
hahaha, mbok ya bukannya mikir yaa Salam. Gue masih saja sering overthinking dengan sesuatu yang ada kalanya tidak perlu terlalu dipikirin,
gue masih sering malas-malasan dan lain sebagainya. Pada akhirnya sering banget
dampak dari sikap-sikap tersebut membawa gue terpental pada fase kesal dan
gemas sama diri sendiri, sama sekali tidak ada rasa percaya diri, mood ambruk
seambruk-ambruknya, hidup segan mati jangan dulu. Namun sepertinya fase-fase
seperti itu memang fase yang biasa terjadi dalam hidup, pun pastinya orang lain banyak juga yang mengalami. Hal demikian gue tahu setelah beberapa kali gue
berdiskusi dengan beberapa teman atau membaca di lini masa twitter.
Nah semakin kesini patut disyukuri ternyata ada saja yang
pelan-pelan menyadarkan pikiran gue,
pelan-pelan gue belajar lagi, memperbaiki lagi. Pelan-pelan gue lebih memahami
diri sendiri, dan lebih cinta lagi. Di tahun 2019 nanti atau tahun-tahun
selanjutnya jika memang gue dikasih umur panjang fase-fase up and down ini
selayaknya sebuah kehidupan di dunia, mungkin masih akan terus gue hadapi namun
setidaknya setelah melewati 2018 ini besar harapan gue tumpu pada diri sendiri
agar bisa terbang lebih tinggi lagi. Kamu juga ya tentunya💕. Okay, terima kasih dan happy new yea(r) guys semoga hidup kita bisa lebih bisa bermanfaat lagi aammiin.
No comments:
Post a Comment