Hallo September! Semoga ceria dan berkah untuk kita semua.
Ehem,di awal September ini tepatnya di tanggal 2 ialah hari penutupan Asian Games yang sukses diadakan di Indonesia. Gue sebagai warga yang ngga berkontribusi apa-apa, merasa amat bangga. Beberapa kali gue nonton tiap atlet Indonesia berhasil dapat emas dan ketika bendera dinaikkan seiring instrumen lagu Indonesia Raya diputar, hati gue ikut bergetar. Dengan ini gue bersyukur ternyata rasa nasionalisme gue masih ada. Asiq.
Di lain sisi, hari ini juga gue punya sedikit
pengalaman baru lagi, entah ini pengalaman yang seperti apa. Mungkin buruk
mungkin ngga, jadi gue anggap ini awkward moment saja ya. Ceritanya hari Minggu tadi
gue menghadiri final test yang diadakan oleh komunitas yang sudah gue ikutin
beberapa bulan ini yaitu Depok Lingua (DeLing). Kalau yang belum tau Depok Lingua itu
apa, gue jelasin dikit yaaa.
Jadi Depok Lingua adalah komunitas untuk belajar
macam-macam bahasa asing. Anggota yang daftar pertama kali bisa ikut maksimal
dua kelas bahasa dengan syarat dua kelas tersebut ada di jam yang berbeda. Hehe,iyalah.
Singkatnya, Depok Lingua adalah "Komunitas belajar-mengajar bahasa asing dan lokal. Bukan tempat les!” –
mengutip dari deskripsi akun instagram @depoklingua.
Dikit beneran kan? Okey lanjut.
Nah DeLing ini kegiatannya itu berlangsung setiap hari minggu dan minggu tadi adalah jadwalnya Ujian Akhir Term a.k.a final test a.k.a batch yang keenam ini udahan kelar. Setelah ngikut
ujian tadi, huh antara lega tapi sayanya masih cukup kepikiran, eh engga
deng sekarang masih kepikiran
banget. Jadi karena gue ikut kelas English Conversation Starter (ECS) minggu
demi minggu gue dengan teman-teman satu kelompok belajar dan langsung praktik bicara bahasa Inggris. Termasuk final tes tadi
yang ujiannya pun berbentuk lisan, sayangnya
minggu demi minggu itu ngga selalu gue ikutin. Ada yang karena bentrok
dengan kegiatan lain ada yang emang lagi males aja. Dan juga nyesalnya di
beberapa pertemuan mungkin ada yang gue ikutin dengan kurang serius. Terbukti kalau lagi ada
tugas, ada yang gue kerjakan dengan
kurang serius dan kurang sungguh-sungguh.
Dan, Minggu siang yang cukup terik tadi, buah dari kurang serius dan kurang sungguh-sungguh gue itu pun terjawab sudah karena hasilnya cukup mengecewakan buat diri gue sendiri
pastinya. Bukan karena nilainya yang gue gatau juga dapat berapa. Tapi terbukti
, praktik ujian lisan tadi rasanya konyol sekali. Hadeh.
Dalam final test tadi konsepnya adalah
percakapan ketika interview kerja, dengan bahasa Inggris pastinya. Sebenarnya untuk yang satu ini gue udah
cukup niat dengan buat Curriculum Vitae (CV) dan cover letter beberapa
hari sebelumnya. Termasuk ketika gue melakukan penyesuaian dalam pembuatan CV
tersebut. Hahaha, bikin CV boongan alias. Sebenarnya gaada niatan boong sama
sekali, tapi karena udah kepikiran dari awal jadinya niat sih hm.
Sebelumnya gue sempat bertanya sama lingusti
(pengajar) di kelas gue tentang boleh ngganya gue melakukan penyesuaian dengan
cover letter gue tersebut. Ternyata dibolehkan, maka dari itu gue tetap lanjut buat CV yang ngada-ngada tersebut. Mungkin kayaknya memang gue yang salah tangkap dan terlalu ngayal
tinggi-tinggi😂
Jadilah dampak dari kebohongan tersebut, ketika
sudah jadwalnya gue interview ditanyalah
gue oleh dua orang penguji dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut gue cukup
detail. Beberapa pertanyaan bisa gue jawab karena sama dengan apa yang gue
pelajarin sebelumnya. Dan sisa pertanyaannya bersangkutan dengan CV dan cover letter
gue. Yha matila aq.
Ketika itu hati pikiran sama apa yang gue
ucapkan bubar semua tidak sejalan.
“anjir, ini gue ngomong apa coba”
“ya Allah susah bener lagi nanyanya”
“Yah dia nanya begituan mana saya tau”
“Bloon bloon bloon”
“Interview bahasa Indonesia masih suka kagok,
ini lagi nih Inggris”
Begitulah kira-kira kata hati gue yang udah nyebut, mencak-mencak,
mengumpat pokoknya kesal sama diri sendiri.
Di dalam pikiran gue juga, gue mikir begini
yang keucap gitu. Nambah bingung jadinya ditambah perlu langsung
menerjemahkannya ke dalam bahasa lain. Gue yang englishnya masih cakadul
begini ingin segera pulang dan makan, kebetulan udah laper juga sih.
Sekian menit gue ditanya ini itu akhirnya
selesai juga, dan di penghujung gue mau pamit akhirnya gue ngaku kalau itu CV
isinya bohongan. Dan mereka pun terkedjoet. Hahaha, dengan the power of pede aja
gue malah nyengar nyengir sambil jelasin kenapa gue buat itu, ternyata mereka
juga udah tau ketebak dari semuanya. Cerdas bener lah pengujinya. Gue juga
minta maaf karena udah ngeboong di CV itu. Setelah itu juga mereka memberi banyak
masukan (selain “jangan boong lagi ya”) tentang interview dan pembuatan CV
supaya lebih baik. Pengalaman baru, ilmu baru. Saatnya bilang Alhamdulillah~
Memang dasarnya manusia overthinking, hal-hal yang seharusnya ga rumit
buat dipikirin tetap aja masih kepikiran. Tapi upaya menenangkan diri
sendiri, gue juga berpikir karena itu untuk nilai ujian aja jadi gapapa lah yang
penting sudah terlewatkan. Anyway, terlepas dari pengalaman nan absurd ini gue
mengambil beberapa hikmah. Pertama kalau bohong harus maksimal, kedua udahlah
mending gausah nyoba-nyoba bohong lagi, hft. Dan terakhir sebenarnya gue juga agak kapok tapi sebagai manusia kita
dituntut ndak boleh nyerah dan harus tetap berusaha ketika melakukan suatu
kebaikan,termasuk untuk gue mewujudkan beberapa point di CV yang mana tau jadi
nyata. Aammiinn!
Terakhir, dengan ikut komunitas DeLing ini gue bersyukur karena banyak hal baru lagi yang gue dapat seperti teman, guru, ilmu, pengalaman utamanya. Dan yang paling penting dengan ikut ini apalagi dengan pengalaman yang gue dapat hari ini rasa-rasanya mengajarkan gue untuk menjadi seseorang yang lebih serius lagi dan tentunya selalu bersungguh-sungguh. Semoga saja, ya.
No comments:
Post a Comment